Sabtu, 20 November 2010

Pertanyaan seputar penyakit pada tanaman cabe.


1. Bagaimana aplikasi GLIO pada tanaman cabe, sedang pupuk kandang sudah ditebarkan dan intervalnya berapa hari?
Jawab:   
Pemakaian GLIO yang paling ideal memang dicampur dengan pupuk Kandang matang atau kompos, 1 pak GLIO 100 gr + 25-30 kg PuKan tebarkan sebelum tanam atau masukkan ke lubang tanam 1 genggam (200 gr) tetapi GLIO bias juga dikocorkan bersamaan SUPERNASA atau disemprotkan 1 sendok makan GLIO ditambag 1 sendok gula pasir tiap 1-2 minggu sekali.


2. Pada cabe yg 5 hr sebelumnya baru disemprot BASMA + DAFAT ulat grayak belum bersih, apakah boleh diaplikasi VITURA ?
Jawab :   
Boleh . Yang penting VITURA jangan dicampur dengan insektisida kimia dan aplikasinya sore hari.


3. Cabe saya ada masalah batang layu di potong dalamnya bolong ada warna hitam apa penyakitnya dan solusinya ?
Jawab :
Serangan jamur dan bakteri mempunyai tanda yang sangat mirip. Ada yang busuk kering dan busuk basah, sukar dibedakan dengan mata telanjang. Potong aja sebagaian batang terserang dan masukkan ke dalam gelas berisi air bening. Amati gelas bila potongan tersebut kerluar cairan keruh seperti awan berarti bakteri, apabila tetap jernih berarti jamur. Solusinya pakai Natural GLIO sejak awal tanam dan ulangi tiap minggu sekali.


4. Penyakit bule/daun putih pada cabe apa obatnya ?
Jawab : 
Penyakit bule disebabkan oleh virus yang namanya gemini. Virus gemini ini perkembangan sangat cepat karena ditularkan oleh vektor atau perantara yaitu kutu kebul (Bemisia tabaci). Kita kendalikan vektornya dengan Metilat LEM dan PENTANA.


5. Mau tanya kalau layu dan buahnya kuning terus rontok dikendalikan dengan obat apa pada cabe ?
Jawab :   
Melihat dari gejalanya disebabkan oleh jamur, tapi jamur ini berkembang karena kelembaban tinggi karena curah hujan, genangan air, ataupun drainase yang buruk. Pemupukan Urea yang berlebih juga memacu perkembangan jamur, selain itu juga bisa karena kurang unsur Kalium dan hormon. Anda bisa pakai Natural GLIO sejak awal sebagai tindakan pencegahan dan juga pemberian pupuk Kalium ditambah POWER Nutrition atau SUPERNASA untuk memperkuat daya tahan tanaman.


6. Pak apakah bisa diatasi tanaman cabe yang kriting pakai apa, karena benih jelek. 
Jawab :
Cabai kriting disebabkan oleh virus mozaik Gemini (bule), yang ditularkan lewat perantara kutu kebul ( Bemisia tabaci ), thrips atau tungau. Kendalikan vector perantaranya dengan PENTANA dan Metilat LEM.


7. Bagaimana untuk mengendalikan patek pada cabe ?
Jawab :
Patek atau busuk buah yang disebabkan jamur Antraknose kalau sudah kena sulit diatasi karena penyebaran jamur cepat sekali apalagi didukung curah hujan dan drainase jelek. Ambil buah terserang dibuang dan musnahkan, kemudian semprot 1 sendok GLIO dan 1 sendok gula pasir tiap 5 hari sekali.


8. Menanggulangi tanaman cabe kecil yg daunnya tebal + belok ke atas (mlungker) tidak lurus melebar. Bagaimana menangulanginya?
Jawab :  
Dilihat gejalanya disebabkan oleh hama jenis kutu thrips dan tungau karena menghisap cairan tunas muda, bisa pakai PENTANA dan Metilat LEM.


9. Mohon advis, sy sedang siapkan semprot 6 Glio utk Antraksnose di cabe 0,6 Ha. Sy lihat bahan Glio ada yg akan nyumpet semprotan. Gimana mas. Atau pake semprotan khusus ?
Jawab :Glio yang nyumpet nosel itu salah satu bahan pembawa jamur GLIO yang berupa serbuk gergaji, jadi memang harus disaring. Biasanya di tangki semprot ada alat penyaringnya.


 10. Tanaman cabe terserang pupus menguning, mengering diikuti batang mengering, petani menyebut nya penyakit krapak.Bgm pencegahan dan pengendaliannya ?
Jawab : 
Penyakit ini disebabkan oleh serangan jamur. Gunakan Glio untuk antisipasinya.


11. Saya ada keluhan dari petani cabe yang menggunakan pupuk mikroba dan pestisida kimia. Tanaman cabenya sudah mulai berbuah tapi banyak sekali hama yang tidak bisa dikendalikan sehingga daunnya kuning dan kecil2. Apakah dengan pestisida dari NASA masih bisa mengatasinya, sedangkan produk kimia tidak mempan? Terus pupuk yang dipakai apa saja?
Jawab :Produk kimia belum tentu tepat dan bisa mengatasi hama jika produk yang dipilih bukan spesifik untuk hama. Produk NASA yang bisa untuk mengatasi permasalahan cabe yang bapak utarakan adalah PENTANA dengan dosis 6-7 tutup per tangki dengan ulangan 3 hari sekali hingga kutu tersebut hilang. Sesekali bisa bapak semprot dengan PESTONA 7-8 tutup agar menghilangkan bekas dari kutu2 tersebut.




Jumat, 19 November 2010

Budidaya Pohon Jati

Siapa yang tidak kenal dengan Kota Blora? Kota kecil namun tenang, terletak di Pripinsi Jawa Tengah bagian timur. Berbatasan antara Jawa Tengah dengan Jawa Timur. Banyak juga orang yang menyebutnya dengan �kota sate�.

Tetapi pada saat ini kita tidak akan membicarakan masalah makanan, terutama sate. Ada satu hal lagi yang menarik dari Kota Blora, dan ini lebih terkenal, tidak hanya di Jawa Tengah, namun di seluruh Indonesia bahkan sampai ke manca negara. Apalagi kalau bukan pohon jati. Jadi, kalau bapak ibu datang ke kota Blora, tengok aja ke kanan kiri jalan pasti akan disuguhi pemandangan yang indah, yakni hutan jati.

Mungkin Anda penasaran, bagaimana cara membudidayakan pohon jati supaya dapat tumbuh dengan subur. Apabila Anda tertarik, ikuti petunjuk berikut ini !
Sebelum mulai menanam pohon jati, ada beberapa tips/cara yang perlu kita perhatikan.
  1. Pilihlah benih jati yang baik dengan ketentuan berdiameter 1-1,5 cm.
  2. Jemur benih jati tersebut sampai betul-betul kering.
  3. Setelah bibit jati itu kering, rendamlah bibit tersebut dengan campuran air accu dan air tawar dengan perbandingan 1 : 10 ( air accu 1 liter perlu air tawar 10 liter ) selama 3 hari.
  4. Selanjutnya benih jati tersebut diangkat dan ditiriskan atau ditus selama 0,5 sampai 1 hari.
  5. Siapkan media / bedeng tabur ukuran sembarang, dan di sekelilingnya dibuatkan pembatas.
  6. Setelah media / bedeng siap, taburkan benih jati tersebut di atas bedengan.
  7. Setelah benih jati ditabur semua, kemudian benih tersebut kita timbun dengan pasir hitam/pasir bengawan setebal 1,5-2 cm.
  8. kemudian kita tutup bedeng tersebut dengan plastic, kalau tidak ada plastic bias kita tutup dengan dedaunan.
  9. Selama di dalam bedeng, benih tidak boleh kering harus diatur kelembabannya.
  10. Kemudian kita tunggu selama 7 � 14 hari.
  11. Kalau sudah berkecambah harus kita pindahkan ke polibek yang sebelumnya sudah kita siapkan.
  12. Polibek yang kita siapkan berisi tanah, pupuk organic/kandang, dan rambut padi, dengan perbandingan 1 : 3 : 2.
Selamat mencoba������������!

Ditulis oleh : Sarjono,S.Pd ( LRC Borobudur Banjarejo Blora.)
http://apakabarpsbg.wordpress.com/2009/04/29/cara-budi-daya-pohon-jati/

CARA PENYEMAIAN JABON

Cara menyemaikan benih jabon :
A. Pengecambahan benih
1. Sediakan media tempat kecambah (bak plastik) dan sungkup dari plastik
2. Media perkecambahan adalah
  • Campuran pasir halus dan tanah halus (1:1), disterilisasi dengan cara digoreng selama 2 jam. Untuk mendapatkan media pasir halus, pasir di ayak dengan ayakan berukuran mikro (ayakan nyamuk). 
  • Campuran cocopeat (sabut kelapa yang sudah dicacah) dan arang sekaram (2:1). Keduanya dapat diperoleh/dibeli di toko-toko pertanian.
3. Sebelum benih ditabur, media disiram sampai jenuh. Bila perlu bak tabur ditutup dengan plastik transparan (sungkup).
4. Penaburan benih dapat dicampur dengan pasir halus agar penyebaran dalam bak kecambah merata. Perbandingan benih dengan pasir 2:1.
5. Biasanya benih mulai berkecambah setelah 7-15 hari setelah penaburan dan akan mulai merata setelah 30 hari.
6. Dalam satu bak kecambah ukuran 25 cm x 20 cm banyak biji yang ditabur cukup 1 sendok teh.

B. Pemeliharaan pada periode perkecambahan
  1. Pemeliharaannya dilakukan dengan penyiraman. Setelah penyiraman pertama, penyiraman selanjutnya dilakukan setiap harinya (pagi dan sore) sampai minggu ke-10 / siap sapih ke polybag dengan ukuran bibit 5-10 cm dengan sprayer halus
  2. Penyiraman menggunakan air biasa untuk setiap harinya dan menggunakan air biasa dicampur dengan fungisida DITHANE M-45 untuk setiap minggunya (1kali dalam semingggu). Untuk 1 liter air dicampur fungisida � sendok Dithane M-45.
  3. Media kecambah harus terkena cahaya matahari tetapi tidak secara langsung perlu naungan dari plastik / sungkup / rumah kaca. Kondisi media kecambah harus lembab dan basah jangan sampai kekeringan.(PENTING)
  4. Selanjutnya bibit dipindahkan ke polybag di persemaian.
  5. Total waktu perkecambahan kurang lebih 1 bulan, total pemeliharaan setelah muncul kecambah 1,5 bulan hingga siap sapih. Jadi total waktu yang dibutuhkan untuk perkecambahan kurang lebih 2-3 bulan.
  6. Bibit yang sudah dipindahkan ke polybag sangat cepat perkembangannya. 1 bulan bisa mencapai ukuran tinggi = 20-40 cm.
 C. Penyapihan di persemaian
Penyapihan adalah pemindahan tanaman dari bak kecambah ke polybag. Kemudian polybag di tempatkan pada bedengan berukuran 5 m x 1 m yang ternaungi agar terlindung dari sinar matahari langsung dan hujan.
  1. Penyapihan dilakukan ketika kecambah telah memiliki 2-3 pasang daun atau telah mencapai tinggi 2-3 cm (usia 1,5-2 bulan).
  2. Media sapih yang digunakan harus mengandung banyak nutrisi untuk pertumbuhan tanaman yang kemudian ditempatkan dalam polybag
  3. Media semai yang dipergunakan : ukuran polybag 10�15 cm.
  4. Media bibit adalah : 
  • Media campuran pasir + tanah+ arang sekam (1:3:1) atau tanah + kompos (3:1).
  • Media campuran tanah (topsoil/permukaan), pasir dan pupuk kandang (7:2:1)
  • media campuran tanah, cocopeat, dan pasir (3:1:1), atau menggunakan campuran tanah dan arang sekam (1:1).

D. Pemeliharaan di bedeng sapih
  1. Penyiraman secara rutin setiap hari menggunakan air biasa dan setiap minggu menggunakan air biasa dicampur dengan fungisida DITHANE M-45
  2. Selain penyiraman dapat juga diberikan pemupukan yang dilakukan setelah bibit berumur 2 minggu dengan pupuk NPK cair (2-4gram/1liter air), atau dengan pupuk NPK padat 0,5 gram/bibit dengan jarak dari batang tanaman 3-5 cm (selebar tajuk tanaman).
  3. Selain itu juga dapat dilakukan pemupukan dengan pupuk daun gandasil-D (dosis 1-2 gr untuk 1 liter air) setelah bibit berumur 3 bulan setelah penyapihan.
  4. Pemberian penaungan tanaman dengan paranet dilakukan hingga bibit berumur �4-5 bulan setelah penyapihan (tinggi �30 cm). Ukuran paranet 30%, 40% ,50% atau 65%.
E. Penanaman di lapangan
Bibit siap tanam ketika batangnya cukup berkayu dengan tinggi 25-30 cm. Waktu penanaman dilakukan pada musim hujan dengan jarak tanam 3 m x3 m. Pemeliharaan di lapangan berupa pendangiran (penggemburan tanah), penyulaman (pada jabon yang mati), penyiangan (pembebasan dari rumput liar) dan pemupukan.

Sumber http://greentropicalforest.wordpress.com/2010/02/06/cara-penyemaian-jabon/

Minggu, 14 November 2010

Natural VIREXI merupakan produk pengendali hama ulat grayak dari PT. Natural Nusantara. Natural VIREXI efektifitas sangat tinggi terhadap ulat grayak ( Spodoptera lexigua ), tidak mengganggu musuh alami lain, mudah menyebar, aman bagi manusia, hewan dan lingkungan, serta mendukung pertanian berkelanjutan.Sasarannya spesifik/khusus Ulat grayak (ulat tentara) Spodoptera exigua pada tanaman Bawang Merah, Bawang Daun, dan Bawang putih.

CIRI ULAT GRAYAK :
1. Ulat muda berwarna hijau
2. Ulat dewasa (S. exigua hijau tua dan S. litura coklat kehitaman)
3. Terdapat garis hitam melingkar pada ruas perut pertama (S.exigua samar dan S. litura jelas)
4. Terdapat garis kuning / putih memanjang sepanjang tubuh
5. Terdapat bulatan/bulan sabit hitam pada bagian kiri dan kanan perut sepanjang tubuh

MENGAPA VIREXI
1. Efektifitas sangat tinggi terhadap ulat grayak ( Spodoptera lexigua )
2. Tidak mengganggu musuh alami lain
3. Mudah menyebar
4. Aman bagi manusia, hewan dan lingkungan
5. Mendukung pertanian berkelanjutan

SASARAN
Spesifik/khusus Ulat grayak (ulat tentara) Spodoptera exigua pada tanaman Bawang Merah, Bawang Daun, dan Bawang putih.

PETUNJUK PENGGUNAAN
1. Bersihkan tangki semprot dari pestisida kimia
2. Larutkan 1 sachet (bungkus) VIREXI dalam 15 liter air, aduk sampai merata dan masukkan dalam tangki semprot.
3. Semprotkan pada seluruh bagian tanaman
4. Penyemprotan sebaiknya sore hari
5. Untuk pemeliharaan tanaman semprotkan setiap seminggu sekali

PERINGATAN
1. Jangan dicampur dengan pestisida
2. Simpan ditempat yang sejuk ( suhu 250 - 300 C ) dan terlindung dari sinar matahari langsung

BUDIDAYA RUMPUT LAUT DENGAN METODE TALI PANJANG

Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah rumput laut atau dikenal dengan sebutan lain ganggang laut, seaweed atau atau agar-agar. Salah satu dari jenis rumput laut yang sudah dibudidayakan secara intensif adalah Eucheuma sp di wilayah perairan pantai.

Hasil proses ekstraksi rumput laut banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan atau sebagai bahan tambahan untuk industri makanan, farmasi, kosmetik, tekstil, kertas, cat dan lain-lain.
Selain itu digunakan pula sebagai pupuk hijau dan komponen pakan ternak maupun ikan.

Dengan semakin luasnya pemanfaatan hasil olahan rumput laut dalam berbagai industri, maka semakin meningkat pula kebutuhan akan rumput laut Eucheuma sp sebagai bahan baku. Selain untuk kebutuhan ekspor, pangsa pasar dalam negeri cukup penting karena selama ini industri pengolahan rumput laut sering mengeluh kekurangan bahan baku. Melihat peluang tersebut, pengembangan komoditas rumput laut memiliki prospek yang cerah karena memiliki nilai ekonomis yang penting dalam menunjang pembangunan perikanan baik kaitannya dengan peningkatan ekspor non migas, penyediaan bahan baku industri dalam negeri, peningkatan konsumsi dalam negeri maupun meningkatkan pendapatan petani/nelayan serta memperluas lapangan kerja.

Budidaya rumput laut Eucheuma sp yang sudah biasa dilakukan oleh petani/nelayan adalah dengan menggunakan metode rakit apung (floating raft method) dan metode lepas dasar (off bottom method), metode ini sangat tepat diterapkan pada areal perairan antara interdal dan subtidal dimana pada saat air surut terendah dasar perairan masih terendam air serta lebih banyak memanfaatkan perairan yang relatif dangkal. Oleh karena itu untuk melakukan pengembangan budidaya rumput laut tersebut sangat terbatas apalagi beberapa lokasi perairan pantai di Indonesia pada waktu surut terendah dasar perairannya kering. Dengan demikian perlu adanya metode lain yang bisa memanfaatkan perairan-perairan yang relatif dalam yang selama ini kurang dimanfaatkan walaupun sebenarnya mempunyai potensi lebih besar apabila dimanfaatkan secara optimal.

Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai teknik budidaya rumput laut Eucheuma sp di perairan pantai dengan metode tali panjang (longline method) yang dapat diterapkan diperairan yang relatif dalam maupun perairan dangkal yang mempunyai keunggulan-keunggulan tertentu dibanding-kan dengan metode lain. Metode ini banyak diterapkan dan dimasyarakatkan oleh petani/nelayan rumput laut di Karimunjawa termasuk SMK Negeri 1 Karimunjawa  dan memberikan hasil yang menggembirakan.

Persyaratan lokasi dan lahan

Lahan budidaya Eucheuma sp yang cocok terutama sangat ditentukan oleh kondisi ekologis yang meliputi kondisi lingkungan fisik, kimia dan biologi. Adapun persyaratan lahan budidaya Eucheuma sp adalah :
  • Lokasi budidaya harus terlindung dari hempasan langsung ombak yang kuat. 
  • Lokasi budidaya harus mempunyai gerakan air yang cukup. Kecepatan arus yang cukup untuk budidaya Eucheuma sp 20 – 40 cm/detik. 
  • Dasar perairan budidaya Eucheuma sp adalah dasar perairan karang berpasir. 
  • Pada surut terendah lahan budidaya masih terendam air minimal 30 cm. 
  • Kejernihan air tidak kurang dari 5 m dengan jarak pandang secara horisontal.  
  • Suhu air berkisar 27 - 33 oC dengan fluktuasi harian maksimal 4oC. 
  • Salinitas (kadar garam) perairan antara 28- 34 permil (optimum sekitar 33 permil). 
  • pH air antara 7 -9 dengan kisaran optimum 7,3 -8,2 
  • Lokasi dan lahan sebaiknya jauh dari pengaruh sungai dan bebas dari pencemaran. 
  • Sebaiknya dipilih perairan yang secara alami ditumbuhi berbagai jenis makro algae lain seperti Ulva, Caulerpa, Padina, Hypnea dan lain-lain sebagai sp indikator.
Bibit
  • Bibit harus dipilih dari thallus yang muda, segar, keras, tidak layu dan kenyal. 
  • Berat bibit pada awal penanaman + 100 gram per ikat. 
  • Bibit sebaiknya disimpan di tempat yang teduh dan terlindung dari sinar matahari atau direndam di laut dengan menggunakan kantong jaring.
Metode tali panjang

Metode tali panjang (long line method) pada prinsipnya hampir sama dengan metode rakit tetapi tidak menggunakan bambu sebagai rakit, tetapi menggunakan tali plastik dan botol aqua bekas sebagai pelampungnya.
Metode ini dimasyarakatkan karena selain lebih ekonomis juga bisa diterapkan di perairan yang agak dalam. Keuntungan metode ini antara lain:
  • tanaman cukup menerima sinar matahari; 
  • tanaman lebih tahan terhadap perubahan kualitas air; 
  • terbebas dari hama yang biasanya menyerang dari dasar perairan; 
  • pertumbuhannya lebih cepat; 
  • cara kerjanya lebih mudah; 
  • biayanya lebih murah; 
  • kualitas rumput laut yang dihasilkan baik.
Saat ini para petani/nelayan di perairan Karimunjawa umumnya mengem-bangkan usaha budidaya rumput laut Eucheuma sp dengan metode tali panjang, dan tentunya metode ini dapat diterapkan dan dikembangkan oleh petani/nelayan di wilayah lain di Indonesia. Persiapan pembuatan kontruksinya yang meliputi persiapan lahan dan peralatan sebagai berikut :

a. Material
  • Tali plastik diameter 9 mm (sebagai tali utama dan tali jangkar). 
  • Tali plastik diameter 4 mm (sebagai tali ris tempat untuk mengikatkan bibit). 
  • Tali rafia (sebagai pengikat bibit). 
  • Bibit rumput laut (jenis Eucheuma sp ). 
  • Botol plastik bekas/gabus (sebagai pelampung). 
  • Patok bambu/kayu atau batu karang (sebagai jangkar). 
  • Pisau. 
  • Perahu.
b. Prosedur
  • Ukuran unit yang dipakai biasanya 50 x 50 m2. 
  • Siapkan material budidaya seperti yang tersebut pada butir a. 
  • Potong tali ris sepanjang 50-55m. 
  • Potong tali utama 2 buah (panjang sesuai kondisi). 
  • Potong tali jangkar yang panjangnya disesuaikan dengan kedalaman perairan pada waktu pasang tertinggi sebanyak 4 buah. 
  • Rentangkan kedua tali utama pada lokasi perairan yang telah dipilih dengan posisi saling berhadapan dengan jarak 50 m dan ikatkan tali jangkar pada kedua ujungnya yang sebelumnya dibebani batu karang atau diikatkan pada patok bambu/kayu yang ditancapkan sebelumnya kemudian disudut-sudutnya dipasang pelampung.
  • Ikat tali ris diantara 2 tali utama
  • Jarak antara tali ris 2-3m.
  • Kemudian pasang tali rafia pada tali ris untuk mengikatkan bibit
  • Jarak tiap ikat bibit yang diikatkan pada tali ris sekitar 25 cm kemudian setelah semua tali ris terisi oleh bibit maka segera diangkut menuju lokasi budidaya dengan perahu. 
  • Ikat bibit yang telah diseleksi dengan tali rafia dengan berat masing-masing sekitar 100 gram/ikat kemudian bibit tersebut diikatkan pada tali ris.  
  • Pengikatan tali ris pada tali utama disesuaikan sehingga jarak tanaman dari permukaan air sekitar 30 sampai 50 cm. 
  • Setelah tali ris diikat semua maka ikatkan pelampung botol plastik bekas pada tali ris, masing-masing ris sebanyak 10 buah dengan jarak sekitar 3 m.
Perawatan

Dalam usaha budidaya rumput laut, perawatan tanaman adalah sangat penting. Kegiatan perawatan meliputi hal hal sebagai berikut:

  • membersihkan tanaman dari kotoran yang melekat, endapan atau tumbuhan lain yang menempel; 
  • mengganti tanaman yang rusak dengan tanaman yang baru atau tanaman yang pertumbuhannya baik;  
  • memperbaiki konstruksi yang rusak seperti jangkar tercabut, atau tali-tali lepas atau putus
Panen

Tanaman sudah dapat dipanen dengan cara panen total (full harvest) setelah berumur 45 -60 hari sejak ditanam. Panen dilakukan dengan cara mengangkat seluruh tanaman, sedangkan pelepasan tanaman dari tali ris dilakukan di darat. Penanaman kembali dilakukan dengan memilih bagian ujung tanaman yang masih muda dan bagian pangkal tanaman yang merupakan bagian yang tua dikeringkan karena memiliki kandungan karaginan yang tinggi.


Pasca panen/ pengeringan

Pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara menggunakan alat pengering (oven) atau secara alami dengan menjemur dengan sinar matahari. Yang murah dan praktis adalah dengan cara dijemur dengan sinar matahari selama 2 -3 hari, tergantung kondisi panas matahari. Dalam penjemuran ini harus menggunakan alas, seperti para-para, terpal plastik dan lain-lain untuk menghindari tercampurnya rumput laut hasil panen dengan kotoran seperti pasir atau kerikil dan lain-lain. Setelah kering dan bersih dari segala macam kotoran maka rumput laut dimasukkan kedalam karung plastik untuk kemudian siap dijual atau disimpan di gudang. Pada waktu penyimpanan hindari kontaminasi dengan minyak atau air tawar. Proses penjemuran dan penyimpanan sangat perlu mendapat perhatian, karena meskipun hasil panennya baik akan tetapi bila penanganan pasca panennya kurang baik maka akan mengurangi kualitas rumput laut.

Diambil dan ditulis ulang dari : BUDIDAYA RUMPUT LAUT DENGAN METODE TALI PANJANG DI SMK NEGERI 1 KARIMUNJAWA