Senin, 20 Desember 2010

MEMBUAT PUPUK KOMPOS DARI KOTORAN SAPI

Pupuk kompos merupakan dekomposisi bahan � bahan organik atau proses perombakan senyawa yang komplek menjadi senyawa yang sederhana dengan bantuan mikroorganisme. Bahan dasar pembuatan kompos ini adalah kotoran sapi dan bahan seperti serbuk gergaji atau sekam, jerami padi dll, yang didekomposisi dengan bahan pemacu mikroorganisme dalam tanah (misalnya stardec atau bahan sejenis) ditambah dengan bahan-bahan untuk memperkaya kandungan kompos, selain ditambah serbuk gergaji, atau sekam, jerami padi dapat juga ditambahkan abu dan kalsit/kapur. Kotoran sapi dipilih karena selain tersedia banyak di petani/peternak juga memiliki kandungan nitrogen dan potassium, di samping itu kotoran sapi merupakan kotoran ternak yang baik untuk kompos.

Pemanfaatan limbah peternakan (kotoran ternak) merupakan salah satu alternatif yang sangat tepat untuk mengatasi kelangkaan dan naiknya harga pupuk. Pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk sudah dilakukan petani secara optimal di daerah-daerah sentra produk sayuran. Sayangnya masih ada kotoran ternak tertumpuk di sekitar kandang dan belum banyak dimanfaatkan sebagai sumber pupuk. Keluhan petani saat terjadi kelangkaan atau mahalnya harga pupuk non organik (kimia) dapat diatasi dengan menggiatkan kembali pembuatan dan pemanfaatan pupuk kompos.

Proses
Prinsip yang digunakan dalam pembuatan kompos adalah proses pengubahan limbah organik menjadi pupuk organik melalui aktivitas biologis pada kondisi yang terkontrol. 
Bahan yang diperlukan adalah: 
  1. kotoran sapi : 80 � 83%, 
  2. serbuk gergaji (bisa sekam, jerami padi dll) : 
  3. 5%, bahan pemacu mikroorganisame :
  4. 0.25%, abu sekam : 
  5. 10% dan 
  6. kalsit/kapur : 2%, 
  7. dan juga boleh menggunakan bahan-bahan yang lain asalkan kotoran sapi minimal 40%, serta kotoran ayam 25 %
Tempat pembuatan adalah sebidang tempat beralas tanah dan dibagi menjadi 4 bagian (lokasi 1, 2, 3, 4) sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan dan tempat tersebut ternaungi agar pupuk tidak terkena sinar matahari dan air hujan secara langsung. Prosesing pembuatannya adalah pertama kotoran sapi (fases dan urine) diambil dari kandang dan ditiriskan selama satu minggu untuk mendapatkan kadar air mencapai �+ 60%, kemudian kotoran sapi yang sudah ditiriskan tersebut dipindahkan ke lokasi 1 tempat pembuatan kompos dan diberi serbuk gergaji atau bahan yang sejenis seperti sekam, jerami padi dll, serta abu, kalsit/kapur dan stardec sesuai dosis, selanjutnya seluruh bahan campuran diaduk secara merata. 
Setelah satu minggu di lokasi 1, tumpukan dipindahkan ke lokasi 2 dengan cara diaduk/dibalik secara merata untuk menambah suplai oksigen dan meningkatkan homogenitas bahan. Pada tahap ini diharapkan terjadi peningkatan suhu hingga mencapai 70 derajat celcius untuk mematikan pertumbuhan biji gulma sehingga kompos yang dihasilkan dapat bebas dari biji gulma.


http://www.sinartani.com/mimbarpenyuluh/membuat-pupuk-kompos-kotoran-sapi-1225076328.htm

Kamis, 16 Desember 2010

MEMBUAT PUPUK & PESTISIDA ORGANIK DARI LIMBAH TAHU


Kondisi tanah semakin menurun dan rendah kandungan bahan organik (BO) dalam tanah sehingga menurunkan kesuburan tanah dan pada akhirnya akan menurunkan produksi. Di sisi lain makin mahalnya dan langkanya harga pupuk dan pestisida, sehingga banyak petani yang mengeluh dan gundah dengan kondisi demikian.

Banyak cara telah diupayakan sehingga banyak pupuk organik dan pestisida organik. Guna menekan keperluan pupuk dan pestisida dan menggunakan bahan lokal yang banyak tersedia di sekitar kita, salah satu contohnya adalah menggunakan limbah cair tahu.

Limbah tahu dapat dipakai sebagai pupuk dan pestisida bahkan fungisida organik dengan bantuan tambahan dari bahan yang lain, antara lain menggunakan bahan empon-empon atau tanaman herba melalui proses fermentasi, sehingga bahan aktif dapat terurai dengan sempurna, sedangkan limbah cair tahu banyak mengandung sisa protein dan asam cuka sehingga mampu mendukung efektifitas fermentasi.

Adapun teknik pembuatannya sebagai berikut :

Bahan yang digunakan : 
  1. air limbah tahu 70 liter, 
  2. air kelapa 30 liter, 
  3. alkohol 70% 1 liter, 
  4. temu lawak 4 kg, 
  5. sereh 1 kg, 
  6. dekomposer (EM) 2 liter.
Cara pembuatannya : 
Cuci bersih semua tanaman herba lalu lakukan penghancuran dengan pemblenderan atau penggilingan, masukkan dalam air limbah tahu yang sudah dimasukkan dalam drum plastik ukuran 100 liter kemudian tambahkan alkohol dan tambahkan kembali dekompuser (EM), kemudian ditutup dan disimpan selama 10 hari.

Bila larutan berbau menyengat pertanda bahwa pupuk dan pestisida organik jadi dan bila belum menyengat ada dua kemungkinan reaksi fermentasi belum sempurna atau tidak jadi. Sebagai catatan bahan tersebut di atas tidak menggunakan asam cuka karena limbah tahu sudah mengandung asam cuka (kecutan) dan untuk meningkatkan efektifitas pestisida dan fungisida organik bisa ditambahkan berbagai macam tanaman herba misal kunir, daun mindi, dll.


Cara penggunaan : 
1 liter bahan dilarutkan dengan 10 liter air kemudian disemprotkan pada tanaman. Pupuk dan pestisida ini dapat digunakan untuk tanaman padi, jagung, kedelai, buah dan sayuran. Efektifitas telah terbuktikan bahwa tanaman padi yang terserang jamur Spedomonas dapat dikendalikan dengan cairan tersebut dan tanaman menjadi hijau subur. Produk ini telah diproduksi di Probolinggo oleh kelompok tani dan telah diedarkan kepada petani dengan harga Rp. 20. 000,-/liter.

Silahkan download file pdfnya disini.

Sumber :
http://www.deptan.go.id/bpsdm/bbppketindan/index.php/artikel/189--membuat-pupuk-a-pestisida-organik-dari-limbah-tahu